Pages

Wednesday, October 31, 2012

Bali Berkepanjangan

Sehari setelah akad nikah dan resepsi, saya dan Y terbang ke Bali untuk apalagi selain bulan madu, yeeeaay! Kami ambil penerbangan pagi (06.20), jadilah kami sudah harus meninggalkan rumah dari jam 4 pagi. Dingin, ngantuk tapi excited :D

Sampai bandara jam 5, jajan-jajan dan nyemil popmie, check-in dan menunggu. Di pesawat, makan sarapan lagi dooong.

Sampai bandara sekitar jam 9, dan kami mulai kebingungan. "Naik apa yaaa ke hotel?" krik..krik... Lalu muncullah seorang bli menawarkan jasa antar dengan mobilnya. Tapi begitu kami beritahu nama hotel tempat kami menginap, dia clueless. Dia lalu menghampiri segerombolan rekan kerjanya sesama pengemudi travel dan mulailah diskusi mengenai jalan terbaik menuju hotel kami di mulai. Saya dan Y liat-liatan sambil senyam-senyum menunggu keputusan dari rapat lucu para pengemudi ini.

Setelah si bapak supir yakin dengan jalur yang akan dia tempuh, kami lalu digiring menuju mobilnya dan berhasil mengantar kami menuju hotel dengan selamat.

Sampai hotel, sebenarnya kami tidak yakin bisa langsung check-in, karena masih jam 10.30, sedangkan waktu check-in itu paling awal jam 1. Tapi ternyata kamar kami sudah siap dan kami boleh masuk, yeeeaay!

Oh iya, kami menginap 4 hari 3 malam di Hotel Uma Karan, di daerah Kunti-Seminyak. Ini sebetulnya bukan hotel pilihan pertama, tapi ternyata kami puasss... sekali!

Jalan setapak menuju kamar

Kamar Kami :)

View dari depan kamar

welcome letter

Complimentary: The Best Butter Cookies so far!

Trus ngapain?

Karena semalam tidur kurang nyenyak, bangun terlalu pagi, dan perjalanan lumayan melelahkan, kami tidur aja gitu sampai jam 2 siang. Kami terbangun karena perut lapar. Tapi bingung mau makan di mana karena hotel ini tidak menyediakan makanan selain untuk breakfast. Jadilah kami jalan ke luar hotel (karena belum sempet minjem motor), untuk mencari tempat makan terdekat. Lalu pilihan jatuh pada Burger King. Turis macam apaaa??

Setelah makan siang, kami menemui seorang teman di tempat kerjanya di sebuah butik yang terletak satu komplek dengan Potato Head. Naik apa ke sana? Taksi doong.. zzzzz...

Puti-Y

Namanya Puti. Y dan Puti ini satu kampus dan sudah berteman puluhan tahun. Setelah ngobrol-ngobrol sebentar, merencanakan itinerary buat besok dan besok lusa, kami lalu pulang. Pulang? Iyaaa.. Soalnya udah soreee.. (padahal baru jam 5) dan sesungguhnya kami clueless berat! hahahahaha. Tapi kami pulang naik scoopy-nya Puti lhoo... Puti minjemin scoopy-nya ini buat kami selama di Bali. Aaawww.. maaciiiih Putiii :*

Trus ngapain lagi? Nonton ini di kamar, sampai matahari terbenam, sampai perut mulai kelaparan lagi...

Source from here
Karena udah lumayan malem, dan udah laper, kami keliling seminyak dan sekitar hotel untuk cari makan. Lalu kami menemukan ini...

"Rasa Nikmat"

Di Bali makan malemnya sate kambing? Jangan salaaah.. ternyata ini penemuan hebat! Karena, selain emang enaaaaakkk... juga harganya sungguh bersahabat. Kami pesan satu porsi sate kambing dan satu porsi gule kambing. Lengkap dengan dua nasi dan dua teh manis.

Habis 3/4 nasi, 4 tusuk sate

nomm..nomm..

Ternyata, ini adalah our first decent meal sejak sehari sebelum nikah!! Y dan saya sama-sama nggak enak makan dong yaaa di H-1. Nah pas hari H-nya lebih parah lagi kan, excited campur ga sempet campur nggak nafsu. Makanan yang masuk di hari H itu bisa jadi cuma seiprit deh. Makanya begitu nemu warung sate ini dan mulai makan, rasanya bahagiaaaa banget! :D

Setelah kenyang dan bahagia, kami kembali ke hotel dan tidur dan...

Selamat pagiiii :)

leyeh-leyeh

Jadwal hari ini pokoknya suka-suka deh. Bangun tidur kesiangan, itu juga dibangunin sama mbak Komang dengan baki penuh berisi sarapan kami. Sarapannya ennnnaaaakkk... deh! Untuk sarapan pertama ini, Y pesan Indonesian Breakfast: Nasi Goreng, sedangkan saya pesan American Breakfast: Scrambled Egg dan teman-temannya, biar bisa saling icip, hahahaha. Sebenernya pilihan sarapannya emang cuma dua itu. Indonesian Breakfast-nya bisa nasi goreng atau mie goreng, sedangkan American Breakfast-nya yang bisa diganti cuma varian telurnya aja.

American/Indonesian

Kelaparan

Oh, enaknyaaaa!!
Ternyata nasi gorengnya enak sekaliiii.. aku sukkkaaaa!!! Karena tak tega memalak jatah Y, saya pun berniat untuk pesan nasi goreng buat sarapan besok pagi. Segitunya? Iyaaa, segitu enaknya!!

Kelar sarapan, leyeh-leyeh, mandi, leyeh-leyeh, lalu kami mulai menjajal scoopy keliling Bali. (Nggak deeeng.. cuma keliling seminyak-kuta-seminyak kok, hahahaha) Bener-bener tanpa tujuan yang jelas. Y menikmati sekali nyetir motor di sini. Yaiyalaaah.. biasanya serabutan grasak grusuk uji nyali di jalanan Jakarta, jadi begitu nyetir motor di sini, bawaannya kaleeemm... hihihi.

Bisa sambil self-portrait ala abege. Jangan ditiru ya

Lalu lapar lagi tapi lagi-lagi nggak tau mau makan di mana. Bener-bener ya, hahahaha. Sampai akhirnya saya menunjuk Warung Itali. Sering baca di internet, deket juga dari hotel dan pas kebetulan lagi melintas di depannya. Ini pesanan kami..

Cheese Bruschetta untuk kami

Ravioli Bolognese untuk Y

Tagliatelle Carbonara untuk saya

Rasanya? Ternyata tidak seistimewa yang saya bayangkan. Bruschetta dan Ravioli Bolognese-nya lumayan yaa.. tapi Tagliatell Carbonara-nya, terlalu bland dan cepet bikin eneg. Tapi yasudahlah, yang penting udah pernah nyicipin.

Setelah itu kami kembali ke butiknya Puti, karena dia katanya mau ajak kami main sampai sore. Horeee! Kami diajak ke rumah Puti karena dia perlu ngasih makan Quinno, anjingnya.

Ini Quinno

Lalu Puti mengajak kami liat-liat pematang sawah yang ada di sekitar rumahnya. Baguuuusss....

Ini Puti

Annisa dan Puti Anisya :)

Setelah main-main di sawah, kami main-main di pantai. Nggak main-main air yaa.. cuma nongkrong di pinggir pantai Double Six sambil ngobrol sambil nungguin sunset.

:)


Double6

Hari mulai gelap, Puti musti balik ke butiknya, dan kami pun kembali ke hotel. Sebenernya malem itu Puti ngajakin makan malam bareng sama suaminya, Patrick, tapi Y mendadak kurang sehat alias masuk angin. Jadilah makan malam kami malam itu cukup popmie sajah..

Dinner in a cup!

Di hari ke-3, Puti udah nyiapin mobil plus supir untuk nganterin kami jalan-jalan sesuka hati. Sayangnya karena sibuk berat, Puti nggak bisa nemenin :( Dan mobil plus supir ini merupakan wedding gift dari Putri dan Patrick lhooo.. TERIMA KASIIIIIH KALIAAAAN :* :* :*

Eh, tapi kita mau ke mana?

Setelah diskusi singkat namun kurang padat bersama pak supir, kami memutuskan untuk ke arah selatan. Sebagai turis super amatir, kami nggak punya ekspektasi apapun yaa.. sampai akhirnya mobil berhenti di Tanjung Benoa dan pak supir bilang, "ayo main air!"

Melongo lah kami, hahahahaha. Soalnya nggak siap bangeeeet! Y pake t-shirt dan jeans, saya pake t-shirt dan mini skirt, dan kami sama sekali nggak bawa baju ganti lho! Wahahahahaha.. Sampai di sana, segambreng brosur ditebar dihadapan kami. Segala paket wisata air tinggal tunjuk trus cuusss.. Tapiii.. bagaimana kalau mental dan perbajuan tidak siap? Akhirnya, daripada mubazir udah jauh-jauh ke sini nggak main apa-apa, Y memilih untuk berparasailing. Hore? Ng...

Hei kamu, turuuun!

Nggak hore-hore amat sih. Dengan biaya 100ribu, durasi yang harusnya 5 menit, ternyata dikorup cuma sampe 2 menit aja gitu. Huuu... 

Setelah Y turun dari langit dengan selamat, kami langsung angkat kaki dari sana. Ke manakah? GWK dong..

Tantangan Vertikal

Di pelataran depan GWK ini ternyata ada penyewaan segway. Selain karena penasaran dan daripada nggak ada kegiatan sama sekali, akhirnya kami menyewa segway deh. Saya lupa biaya sewanya, sekitar Rp 50.000/segway/15 menit deh. Tapi kami kayaknya dikasih durasi lebih deh, hampir setengah jam. Beda yaa dari bli-bli yang di tempat parasailing tadi..

Bocah Segway!

Ternyata seru juga main segway, hahahahaha. Rasanya pengen nyolong satu buat di rumah kalo perlu ke warung depan :P

Trus kami keliling GWK deh. Nonton pertunjukan drama, naik-naik tebing, keliling-keliling dan makan siang.

Creepy

Akrab yaaa


Ooo..

Us

Mystical

:*

The Plaza

Makan siang dari Bumi Sangkuriang

Setelah puas berjam-jam di GWK, kami menuju destinasi berikutnya deh.. Dreamland

Dari sisi saya

Dari sisi Y

Ternyata Dreamland tidak se-dreamy yang saya bayangkan. Rame, agak kotor dan agak kumuh ya. Biarpun begitu kami betah 2 jam di sana bengang-bengong menatap langit sampai hampir tertidur.

Akhirnyaaa, destinasi terakhir yaitu adalah Uluwatu! Pak supir berkeras agar kami nonton pagelaran tari kecak. Baiklaaah..

Padahal beberapa detik sebelumnya ada rombongan yang habis sembayang, keluar dari pure ini. Menyesaaal!

Tebing, Langit, Laut, Kami

Cakcakcak!

Pertunjukan selesai pukul 7 malam. Cukup menarik dan terasa magis. Lalu kami pulang, melalui perjalanan panjang yang lumayan melelahkan karena maaaceeettt... Sebelum sampai hotel, kami mampir ke KFC terdekat untuk take-away makan malam. Sudah terlalu lelah ya, sampai nggak sanggup makan di tempat hehehe.

Naah, di hari terakhir inii.. kami betul-betul struggling untuk mencari cara menghabiskan waktu karena flight kami pukul 7 malam. Bisa dibayangkan kaan? Jam 11 belanja oleh-oleh di Krisna, jam 1 kembali ke hotel untuk check-out (barang-barang tetap bisa dititip di lobby hotel). Akhirnya diputuskan untuk ngemol aja di BeachWalk biar ga berasa ngabisin waktunya, dan sekalian makan siang juga.

Nasi Goreng Mawut di Eat&Eat

Uchil Miniapolis

Setelah cukup sore, kami naik taksi untuk mengambil barang di hotel dan pergi menuju bandara.

Ngantri check-in sambil nguping pasangan di belakang yang rempong hahaha

Ada perasaan sedih-sedih gimanaaa gitu ninggalin Bali. Mungkin sedihnya lebih karena harus ninggalin liburan kali yaa.. karena setelah ini kami berdua kembali ke kehidupan nyata. Huwaaa..

Highlight dari perjalanan ini ada beberapa. Pertama, hotelnya bagus sekaliiii... sesuai dengan apa yang ditampilkan di website mereka. Saya dan Y betah sekali tinggal di sana. Meski lokasinya cukup jauh dari jalan raya, tapi itu yang bikin hotel ini tenaaang dan nyaman sekali. Privasinya terjaga baik, hotel staff-nya ramah dan helpful, bersih, nasi gorengnya enak (eh, udah dibilang ya tadi?). Pokoknya simple dan nggak berlebihan. Passs banget buat kami. Well recommended dan tentunya kami akan kembali menginap di sana jika suatu saat nanti ada rejeki ke Bali lagi. Amiiiinn...

Kedua, jangan meremehkan urusan dokumentasi. Serius deh. Penting. Jadi ya, saya sebenarnya bawa pocket digicam tapi tanpa memory card karena memory card-nya itu berisi dokumentasi kerjaan adik saya. Sebenernya malem sebelum berangkat, semua foto dalam memory card itu udah diexport ke laptop saya, jadi mustinya aman ya. Tapi adik saya ragu-ragu gitu melepasnya. Jadilah, daripada terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, memory card-nya saya tinggal, dengan asumsi, saya toh bisa beli memory card di sana.

Ternyataaa... cari memory card di Bali itu tidak semudah yang dikira. Kami pernah menemukan satu toko Fuji Film di dekat Denpasar. Mereka jual memory card beragam jenis tapi harganyaaaa... TERLALU GILA. Masa' bisa 4x lipat harga normal di Jakarta??? Y terang saja ngamuk-ngamuk dan ga sudi membelinya. Lalu, pencarian memory card itu tetap tidak pernah berhasil hingga hari terakhir kami. Makanya selama perjalanan ini, kami hanya mengandalkan ponsel dan tablet kami untuk mengabadikan momen-momen berharga. Sedih sih, tapi ya sudahlah. Hal ini cukup jadi pecutan keras buat kami supaya punya kamera sendiri, seperti yang perna saya ungkapkan di sini. Dan alhamdulillaaah.. seminggu setelah kami menikah, kami bisa punya DSLR sendiri. Horeee!!

Jadi, sampai jumpa di kisah panjang perjalanan berikutnya yaa.. Insya Allah foto-fotonya lebih bagus dari pada yang ada di sini, hehehe.

Tuesday, October 30, 2012

Episode Terakhir di Hutan Bambu

Sebelum saya pajang foto-foto dan kisah kasih di masa bulan madu, saya selipin dulu ya postingan tentang hari-hari terakhir saya sebagai karyawan di kantor itu. Resmi resign-nya sih cuma beberapa hari sebelum akad nikah (tapi ibu bos yang baik hati memaksa supaya CPW ini kudu dipingit supaya bisa treatment ala princess dengan tenang di rumah tanpa mikirin kerjaan dan CPP-nya yang ada di sebelah meja, hahahahaha)

Serunya sih sebelum resign, saya sempat mencicipi outing bareng rekan satu tim (outing as leyeh-leyeh main-makan-tidur-rumpi-begadang ga karuan yaa). Karena selama total hampir 3 tahun di kantor ini, saya belum pernah nyicipin outing hahahaha. Setelah itu, dua hari kemudian disusul dengan volunteering menanam pohon yang lokasinya masih ga jauh-jauh dari lokasi outing. Jadi bisa dibayangkan rasanya dalam seminggu bolak-balik bintaro-puncak? Bleh~










Dan ketika waktu itu tiba, ya pamitlah saya. Sebenernya ini kan 'perpisahan' yang ke-dua yaa.. Tapi kesan-kesannya kok lebih ngena waktu perpisahan pertama ya? Lebih terasa hangat haru gimanaaaa gitu.. Soalnya kali ini.. fhuuuuuu~ Mungkin juga karena lagi ribet mikirin hari-hari terakhir jadi gadis, jadi ya udah ga konsen sama urusan haru-biru itu.

Saya cuma traktir temen-temen satu tim dengan pizza, foto-foto gelap lalu, pamit-pamit, salam-peluk-cium dan yudadahbabaaaay...



Eh, dua bulan kemudian, setelah resmi resign, resmi menikah dan resmi hamil, tibalah undangan farewell party dari ibu bos. Lucu yaaa.. kami semua para alumni yang resign dalam waktu berdekatan, dikumpulkan untuk makan-makan, ngobrol-ngobrol dan bagi-bagi cinderamata, ihiy! Sayang, nggak ada foto yang saya pegang sendiri. Tapi ya sudahlah yaa.. memori di kepala cukup bagus dan manis untuk dikenang :)

Terima kasih semuanya, sungguh 2,5 tahun yang seru, menyenangkan, kadang membosankan dan menyebalkan, tapi yang terpenting penuh pelajaran berharga :) :) :)

Bye-bye kartu diskon


Setelah ini... saya bakal kerja di mana yaaaa?